BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sebuah
organisasi pada umumnya dibangun dengan tujuan untuk mencapai target tertentu,
demikian juga dengan organisasi yang bergerak dibidang kesehatan. Dan untuk
mencapai target yang telah ditentukan tersebut maka manajemen organisasi akan
melakukan berbagai langkah perencanaan (planning)
sesuai dengan analisa situasi yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
Ketika
perencanaan itu sudah dilaksanakan maka akan dihasilkan capaian-capain tertentu
dari masing-masing program dan unit organisasi. Maka kegiatan selanjutnya dari
organisasi tersebut adalah mengukur sejauh mana capaian dari masing-masing
program dibandingkan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan diawal kegiatan
organisasi. Dari keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja inilah maka
evaluasi dilaksanakan, baik terhadap program itu sendiri maupun terhadap
langkah-langkah dalam pelaksanaan program.
Evaluasi program, merupakan suatu istilah dalam
manajemen yang cukup populer pada dekade terakhir ini, akan tetapi ini bukanlah
suatu hal yang baru. Secara historis evaluasi program berkembang dan muncul
dalam administrasi secara independen.
Evaluasi
atau kegiatan penilaian merupakan bagian yang penting dari proses manajemen dan
didasarkan pada sistem informasi manajemen. Evaluasi dilaksanakan karena adanya
dorongan atau keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan
pelaksanaan program terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan
evaluasi akan diperoleh umpan balik
(feed back) terhadap program atau pelaksanaan suatu kegiatan. Tanpa adanya
evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang sudah direncanakan
oleh sebuah organisasi telah tercapai atau belum.
Banyak
batasan tentang evaluasi, namun secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi
adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan tercapai. Dimana dalam kegiatan evaluasi sebuah organisasi akan
membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan
yang direncanakan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan evaluasi program kesehatan?
2. Apa
saja tujuan dari evaluasi program kesehatan ?
3. Apa
saja ruang lingkup evaluasi program kesehatan ?
4. Bagaimana
cara pengukuran dan analisa ?
1.3
Tujuan
Pembuatan Makalah
1.3.1 Tujuan
umum
Untuk
mengetahui bagaimana cara melakukan evaluasi program kesehatan.
1.3.2 Tujuan khusus
- Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi program kesehatan.
- Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari evaluasi program kesehatan.
- Untuk mengetahui dan memahami apa saja ruang lingkup dari evaluasi program kesehatan.
- Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pengukuran dan analisa dalam evaluasi program kesehatan.
1.4 Manfaat
Penulisan Bagi Mahasiswa
- Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang evaluasi program kesehatan.
- Untuk menambah pengalaman dalam hal melakukan evaluasi program kesehatan serta cara melakukan pengukuran dan analisanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Evaluasi
Ada beberapa definisi atau pengertian
evaluasi yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Provus :
Evaluation.....comparing perfomance againts standarts to determine whether to
improve, maintain or terminata programe.
2.
Morris
Schaefer : Evaluation that part of the decision making
process, in which information about actions and their result are systematically
assessed againts norms and their kriteria, in order to select among alternatifs
for the future.
3.
WHO
(1981) : Evaluation is as systematic way of learning from
experience and using the lesson learnedto improve current activities and
promote better planning by careful selection of alternatifs for future action.
This involve a critical analysis of different aspects of development and
implementation of a programme, its relevance, its formulation, its efficiency and
effectiveness, its cots and its acceptance by all parties involved.
Menurut
definisi dan pandangan yang telah dikemukakan terdapat beberapa pokok pikiran
yang dapat disimpulkan, antara lain sebagai berikut :
- Evaluasi merupakan prosedur atau cara membandingkan informasi tentang kegiatan pelaksanaan program atau hasil kerja dengan suatu kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan.
- Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki, mempertahankan ataupun mengakhiri program.
- Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, evaluasi merupakan sumber informasi yang digunakan untk memperbaiki kegiatan program yang sedang dilaksanakan atau untuk perencanaan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
- Evaluasi bidang kesehatan (WHO) termasuk kegiatan analisis berbagai macam aspek perkembangan dan pelaksanaan program dengan mempelajari relevansi, adekuasi, progres, efektivitas, efisiensi dan dampak dari program.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah prosedur penilaian pelaksanaan
kerja dan hasil kerja secara menyeluruh dengan cara sistematik dengan
membandingkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan guna pengambilan
keputusan.
2.2 Macam Evaluasi
Evaluasi
sering dibedakan sebagai suatu pemisah atau sebagai bagian kegiatan integral
dari proses perencanaan. Secara umum, evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
2.2.1
Evaluasi formatif
Adalah
evaluasi yang dilakukan pada tahap pelaksanaan program dengan tujuan
memperbaiki program yang sedang berjalan didasarkan atas kegiatan sehari-hari,
minggu, bulan, tahun, atau dalam waktu yang pendek. Manfaat dari evaluasi ini adalah memberikan umpan
balik kepada manajer program tentang kemajuan hasil yang dicapai beserta
hambatan yang dihadapi.
2.2.2
Evaluasi Summatif
Adalah
evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil keseluruhan program yang telah
selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir program untuk menilai
keberhasilan yang telah dicapai. Hasil evaluasi dapat memberikan jawaban atas
kesesuaian yang dicapai dengan tujuan program beserta alasannya.
2.3 Tujuan
Evaluasi Program
Tujuan diadakan evaluasi suatu program
biasanya bervariasi, tergantung pada pihak yang memerlukan informasi hasil tersebut. Pimpinan tingkat atas
memerlukan informasi hasil evaluasi berbeda dengan pimpinan tingkat menengah
atau pimpinan tingkat pelaksana. Walaupun demikian pada dasarnya evaluasi
dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
- Untuk menetapkan penilaian terhadap program yang sedang berjalan dan kecenderungannya, apakah pencapaian target seperti yang telah ditetapkan dalam rencana program telah berjalan secara efektif dan efisien.
- Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program da perencanaan program yang akan datang. Hasil evaluasi akan memberikan pengalaman mengenai hambatan atau pelaksanaan program yang lalu selanjutnya dapat dipergunakan untuk memperbaiki kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan datang.
- Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya, dan manajemen (resources) saat ini serta di masa-masa mendatang. Tanpa adanya evaluasi akan terjadi pemborosan pengunaan sumber dana dan daya yang sebenarnya dapat diadakan penghematan serta penggunaan untuk program-program yang lain.
- Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program. Sehubungan dengan hal ini perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain; mengecek relevansi dari program dalam hal perubahan-perubahan kecil yang terus-menerus, mengukur kemajuan terhadap target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor di dalam maupun di luar yang mempengaruhi pelaksanaan program.
- Untuk meningkatkan efektivitas administrasi manajemen program atau untuk memberikan kepuasan sehubungan dengan akuntabilitas yang diharapkan oleh atasan, penyandang dana program atau sponsor. Apabila evaluasi ini dikerjakan pada proyek atau program yang sedang berjalan akan membantu memotivasi dalam pelaksanaan program utamanya untuk meningkatkan kinerja (perfomance).
- Untuk menilai manfaat program bagi masyarakat sasaran program. Masyarakat sasaran perlu mengetahui dengan kesadaran penuh mengenai hasil evaluasi program yang menyangkut dirinya. Misal : masyarakat sasaran tentu ingin tahu bagaimana hasil program penyuluhan kesehatan ibu dan anak , dapat menurunkan angka kesakitan atau kematian bayi, atau pada program yang lain : pemberian garam yodium dapat menurunkan penderita gondok endemik di daerahnya. Sayangnya, hasil evaluasi seperti ini jarang disampaikan oleh penanggung jawab program kepada masyarakat sasaran dengan berbagai evaluasinya.
Evaluasi
harus digunakan secara konstruktif seperti terkandung dalam maksud dan tujuan ,
bukan untuk membenarkan tindakan yang telah lalu atau mencari-cari kekurangan
dan tidak dimaksudkan untuk mengadili seseorang.
2.4
Sasaran
Evaluasi Program
Evaluasi program merupakan kebutuhan banyak pihak,
menjadi penting dan kompleks. Seperti telah disampaikan definisi adalah suatu
evaluasi dalam pekerjaan adalah evaluasi
suatu proses penilaian suatu kinerja dari suatu proses kegiatan; dalam arti sempit
biasanya evaluasi program dibatasi atau berfokus pada evaluasi hasil (out put) yang berhubungan dengan
pencapaian sasaran program. Sedang evaluasi out
come atau impact dibatasi
terhadap “apa dampak yang secara nyata diterima akibat program yang diberikan
(ditunjukan) dan manfaatnya (benefit)
bagi masyarakat yang menerima pelayanan” . di dalam pengertian tersebut
mencakup evaluasi terhadap : input-proses-out put-out come- dan impact. Evaluasi program adalah suatu bentuk khusus
dari evaluasi. Sesuai namanya evaluasi ini dilakukan terhadap program.
Sebagaimana diketahui program adalah suatu rencana yang telah nyata kongrit ;
suatu rencana yang telah mencantumkan tujuan, sasaran atau targetnya,
penyediaan anggaran, SDM, sarana prasarana lainnya dan waktu yang dijadwalkan.
Masing-masing elemen program tersebut telah ditetapkan atau telah dibuat
standar sebelumnya yang daapt diukur dalam perkembangan pelaksanaannya. Seiring
dengan penjelasan tersebut, evaluasi program mencakup :
- Evaluasi terhadap tujuan program yang telah ditentukan
- Evaluasi terhadap sasaran program yang dituju
- Evaluasi terhadap target (hasil) program yang ditetapkan
- Evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target.
- Evaluasi terhadap sumber daya yang digunakan
- Evaluasi terhadap waktu yang diperulukan dalam pelaksanaan
Dengan demikian
evaluasi program berhubungan dengan nilai atau harga dari elemen-elemen ;
tujuan, sasaran, target, sumber daya dan waktu penyelesaiansuatu proyek atau
program.
Dari penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa :
- Evaluasi program bukanlah suatu keputusan, namun suatu penetapan penilaian, yang dikenadalikan oleh aturan-aturan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan barulah dibuat suatu keputusan, seperti sukses atau tidak sukses, gagal atau berhasil
- Evaluasi program difokuskan pada penilaian terhadap kinerja (performance) program bukan terhadap orangnya.
- Evaluasi berdasarkan standar dan perbandingan yaitu perbandingan antara hasil yang direncanakan atau dikerjakan dengan hasil yang dicapai. Untuk itu diperlukan indikator-indikator, yang sejak awal perencanaan (atau sebelum pelaksanaan) program telah ditetapkan.
Dengan demikian data dikatakan nahwa evaluasi merujuk
pada tiga hal :
- Suatu nilai harga
- Apakah program dilaksanakan sebagaimana direncanakan, dan
- Penetapan penilaian.
2.5 Ruang
Lingkup Evaluasi
Evaluasi bersangkutan secara langsung dengan sistem
diluar organisasi baik supra sistem, sub sistem maupun sistem-sistem lain yang
berkaitan. Terdapat dua pandangan tentang kedudukan evaluasi, apakah seharusnya
evaluasi dilakukan oleh pihak luar atau dari dalam organisasi sendiri. Evaluasi
eksternal diperlukan agar lebih objektif, namun juga dipertimbangkan apakah itu
pantas dilakukan, timbul perasaan khawatir dirugikan, faktor keamanan dan tentu
memerlukan anggaran tambahan dan kelengkapannya. Sedang evaluasi internal,
secara nyata jelas menjadi tanggung jawab manajer dan manajerlah yang
memeberikan penugasan kepada evaluator sehingga tidak ada masalah tentang
keputusan. Mengenai apa yang dimaksud dengan objektif sendiri banyak diartian
secara subjektif. Pada umumnya dimaksud dengan objektif adalah berdasarkan data
atau fakta yang tidak dapat dibantah, yang dilandasi dengan pengetahuan ilmiah.
Dengan demikian seharusnya baik evaluasi internal maupun eksternal didasari
kerangka logis ilmiah dan tidak memihak, untuk membantu kelancaran tugas
manajer dalam mencapai tujuan dan sasarannya dengan berhasil.
2.5
PROSES
EVALUASI
Ada empat dimensi
atau langkah kegiatan.
1.
Dimensi kegiatan berpikir secara konseptual
Terdiri
dari formulasi tujuan, sasaran, dan manfaat evaluasi. Formulasi sumber dan
informasi yang dibutuhkan. Formulasi kriteria yang akan digunakan. Formulasi
model atau kerangka kerja.
2.
dimensi kegiatan operasional
meliputi
kegiatan mengumpulkan informasi baik melalui kegiatan wawancara, observasi,
nominal group technique, dan lain-lain. Jenis informasi bis aprimer maupun
sekunder.
3.
Dimensi Kegiatan penilaian
Meliputi
formulasi derajat keberhasilan, formulasi dan identifikasi masalah, formulasi
factor-faktor penunjang dan penghambat program,
formulasi sebab ketidakberhasilan program.
4. Dimensi
kegiatan tindak lanjut
Meliputi
formulasi atau rekomendasi tindak pemecahan masalah, feedback mekanisme
kebutuhan informasi tambahan, feedback hasil evaluasi kepada institusi yang
membutuhkan, follow up atau monitoring dari pelaksanaan tindak koreksi atau
pemecahan masalah.
2.5 Mekanisme
Evaluasi
Langkah yang mendasar yang esensial diperlukan untuk evaluasi program
dan hubungannya satu dengan lainnya adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Deskripsi program, tujuan dan sasaran spesifik
Langkah
pertamadalam melaksanakan evaluasi program adalah untuk menghasilkan detail
deskripsi program yang dimaksud, termasuk tujuan dan sasaran program. Karena
evaluasi sellu meramalkan tentang sasaran program, sasaran tersebut harus
dispesifikasi sebelum dilanjutkan dengan banyak aktifitas-aktifitas evaluasi
lainnya. Disini jelas bahwa evaluasi tidak akan berharga apabila program tak
mempunyai tujaun atau sasaran dengan krieria yang jelas atau kabur sehingga
evaluasi tidak bermanfaat ; evaluasi akan menilai apakah tujuan dan sasaran
tercapai atau tidak (berdasarkan kriteria).
Langkah 2 :
Penetapan keriteria untuk evaluasi
Setelah tujuan dan sasaran ditetapkan dan program
telah dideskripsikan cukup detail dan seluruhnya, kriteria evaluasi bisa
ditetapkan berdasarkan :
1) Kriteria yang melekat pada rencana program yang telah
dibuat sebelumnya, disini evaluasi akan lebih mudah
2) Jika sasaran untuk program berdasar kriteria dari
referensi ilmiah atau professional tertentu, kriteria evalyasu perlu
disesuaikan
3) Jika sasaran tidak tertulis dengan kriteria implisit
untuk evaluasi, kriteria harus dikembangkan. Kunci untuk mengembangkan kriteria
evalusi bermanfaat untuk mendesain sehingga ukuran data yang diperlukan dan
intrepretasinya jelas.
Langkah
3 : Pemiihan Desain Evaluasi
Desain evaluasi menyesuaikan
program yang bersangkutan . berbagai desain berbeda bisa diterapkan untuk
evaluasi program. Dalam mengembangkan prosedur evaluasi, desain evaluasi harus
diseleksi dan dipilih, termasuk semua tugas dan isu yang berkaitan dengan
evaluasi. Seleksi desain evaluasi dimaksudkan untuk meramal banyak tugas yang
berhubungan dengan prosedur yang digunakan. Selain itu, banyak pertanyaan dan
isu yang muncul dengan prospek evaluasi akan dijawab melalui desain yang
diseleksi.
Langkah
4 : Pengumpulan
data untuk penilaian
Langkah keempat dalam
evaluasi program adalah mengumpulkan data untuk menilai perkembangan program
berkaitan dengan kriteria evaluasi dan desain evaluasi yang telah ditetapkan.
Kunci keberhasilan dalam menyelesaikan fase evaluasi ini adalah adaya kumpulan
data yang jujur, sistematis, dan sesuai evaluasi keperluan. Penyimpangan dalam
cara pengumpulan data, atau cara penetapan kriteria untuk evaluasi, bisa
merusak seluruh usaha evaluasi, jadi konsistensi adalah penting.
Langkah
5 : Analisis data
Analisis terhadap data yang
dikumpulkan dibandingkan dengan
kriteria evaluasi. Dapat dilakukan analisis deskriptif atau analisis inferensial
sesuai maksud dan tujuan serta desain evaluasinya. Analiss harus menunjukan
dimana program yang memenuhi kriteria untuk keberhasilan, dan harus juga
mengidentifikasikan komponen yang butuh peningkatan.
Langkah
6 : Laporan hasil evaluasi
Laporan evaluasi program
harus dibuat untuk menjelaskan bagaimana program dievaluasi, apakah pertanyaan
yang ditunjukan, dan apakah pertanyaan yang ditujukan, dan apakah hasil akhir,
apa SWOT nya. Ketika menulis laporan, apa yang sekirannya dipikirkan dan diharapkan
yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran program oleh pembaca laporan harus
dipertimbangkan. Penggunaan jargon teknis mungkin sulit bagu beberapa pembaca,
namun laporan yang tidak cerdas akan menimbulkan pertanyaan bagi pembaca yang
lain. Sebagai contoh, laporqan yang menekankan pada satu aspek suatu program
seperti performa personel adalah mungkin bisa jadi penting untuk beberapa
pembaca, namun sementara pembaca lainnya masih mencari isi laporan tentang
hasil akhir adanya perubahan perilaku (outcome). Hal ini umumnya penting untuk
membahas efek program yang mempunyai
target populasi dan rencana kelanjutannya, berkaitan dengan pencapaian tujuan
dan sasaran program. Laporan hasil evaluasi dapat berupa laporan menyeluruh,
laporan ekesekutif, atau laporan ringkasan.
Perencanaan evaluasi :
langkah dan produk
Langkah
perencanaan evaluasi
|
Produk
|
1. Deskripsi tujuan dan sasaran program
2. Menetapkan keriteria evaluasi
3. Membuat desain evaluasi yang sesuai
4. Merencanakan untuk pengumpulan data
5. Analisis data
6. Membuat laporan hasil evaluasi
|
1. Target untuk evaluasi
2. Standar untuk perbandingan
3. Pendekatan yang digunakan untuk evaluasi
4. Prosedur dan teknik pengumpulan data
5. Statsistik deskriptif, inferensial atau angka-angka epidemiologis
6. Laporan hasil evaluasi : laporan komprehensif, monograf, laporan
ringkasan, laporan eksekutif
|
Apabila
akan mengevaluasi kinerja manusia maka yang perlu diperhatikan adalah:
1.
Meyakinkan
responden akan pentingnya evaluasi kinerja.
2.
Mentukan sasaran
populasi dengan tepat, yang saling berkaitandan berkepentingan dan yang
diperlukan.
3.
Hindari
pertanyaan langsung atau pribadi.
4.
Tidak perlu
memakai pertanyaan isian atau pertanyaan bersifat opini.
2.6
Pengukuran Dan Analisis
Beberapa yang diperlukan dalam evaluasi program antara lain :
1. Kriteria dan indikator keberhasian dan cara
mengukurnya.
Sebagian program sosial masyarakat keberhasilannya
diukur secara kualitatif (kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, pekerjaan, atau
tenaga kerja, lingkungan hidup, pemukiman). Tanpa kecuali, penilaian secara
kualitatif tersebut dapat dikuantitatifkan dalam angka-angka atau data dasar
yang dapat dipertanggungjawabkan dengan benar termasuk efektivitas dan
efisiensi program.
2. Cost benefit analysis
Cost benefit analysis saat ini merupakan alat evaluasi
yang dapat diperhatikan, dimana seorang manajer harus memperhitungkan cost dan
benefitnya dalam program-programnya. Demikian pula dalam menentukan atau
memilih program alternatif atau program baru. CBA
sering digunakan untuk membandingkan efisiensi dari program alternatifdengan
tujuan berbeda. Informasi yang diperlukan adalah informasi tentang manfaat (benefit) dan biaya (cost) dari pelayanan. Benefit
adalah nilai keuntungan yang diperoleh baik individu,pemerintah (pembeli jasa),
maupun masyarakat dari suatu kegiatan atau program pelayanan kesehatan. Cost adalah biaya untuk satu jenis
program atau kegiatan pelayanan, ditambah biaya pelayanan efek samping dan
komplikasi.
3. Model organisasi dan kepemimpinan
Seorang evaluator sebelum melakukan kegiatannya
diharapkan memahami berbagai model struktur organisasi dan kepemimpinan dalam
organisasi yang hendak dilakukan evaluasi. Pengetahuan evaluator tentang organisasi dapat berdasarkan :
- Pengalaman, pengalaman empiris mungkin sangat diperlukan, atau mungkin tidak diperlukan.
- Studi tentang teori organisasi, suatu organisasi berdasarkan model atau pendekatan structural dalam pendekatan hubungan antar manusia (human relationship model).
- General system theory, suatu organisasi memiliki sistem sendiri, berhubungan dengan sistem lain diluar dirinya, menyusun supra sistem dan ordinat yang mempunyai tata kerja dan tata hubungan masing-masing dalam mencapai tujuannya.
- Model psikologi dan perilaku organisasi, didalam suatu organisasi dilihat dari orang yang berinteraksi sebagai anggota organisasi, periaku manusia di dalam organisasi dalam kedudukan (posisinya) di dalam organisasi, bagaimana komunikasi saluran komunikasi yang ada dan perlu dipahami.
4.
Control grups
Kntrol
dalam evaluasi adalah suatu hal yang vital. Outcome dari suatu pelayanan
mungkin tidak bisa diukur, tetapi menetapkan suatu keputusan penilaian, dengan
membandingkannya dengan model alternatif yang lain, atau pelayanan lain tidak
selalu bisa dilakukan.control grups dalam pelayanan public sulit diwujudkan
karena mahal, dianggap tidak etis dan ada keterbatasan waktu.
5.
Studi
epidemiologi dibidang kesehatan.
Evaluasi
program kesehatan sering berkaitan dengan estimasi tentang frekueansi dan
distribusi suatu penyakit disuatu wilayah dalam suatu waktu. Estimasi kebutuhan
pelayanan kesehatan yang diperlukan berdasarkan data-data dan informasi tentan masalah-masalah kesehatan
yang berkaitan, seperti : berapa persen kejadian prevalensi sakit, berkaitan
dengan umur, sex, pekerjaan, penghasilan, daerah, dan suku bangsa.
2.7
Indikator Evaluasi Program Kesehatan
Dalam WHO, indikator
didefinisikan sebagai variable yang membantu untuk mengukur perubahan.
Indikator adalah variable yang dapat membantu mengukur perubahan-perubahan.
Variable adalah alat bantu evaluasi yang dapat mengukur perubahan secara langsung
atau tak langsung. Misalnya, kalau tujuan dari program adalah untul melatih
sejumlah tertentu tenaga kesehatan tiap tahun, maka suatu indikator langsung
untuk mengevaluasi boleh jadia berupa jumlah tenaga kesehatan yang betul-betul
dilatih setiap tahunnya. Contoh lain jika uang dievaluasi adalah hasil suatu
program untuk memperbaiki tingkat kesehatan golongan anak-anak, mungkin perlu
untuk mengukur setiap perbaikan dengan menggunakan beberapa indikator yang
secara tak langsung dapat mengukur adanya perubahan pada tingkat kesehatan
mereka, misalnya status gizi yang digambarkan dengan berat badan terhadap
tinggi badan, angka kecukupan imunisasi, kesanggupan belajar, angka kematian
menurrut golongan umur, angka kesakitan, jenis penyakit tertentu, dan angka penderita
cacat golongan anak-anak.
Indikator harus valid,
objektif, sensitif dan spesifik. Dalam memilih indikator harus diperhitungkan
sejauh mana indikator tersebut sah, bisa dipercaya, sensitif dan spesifik.
·
Validitas atau
keabsahan mempunyai arti bahwa indikator tersebut betul-betul mengukur hal-hal yang ingin
diukur. Indikator ini dapat digunakan untuk
mengambarkan keadaan kondisi atau status kesehatan yang sebenarnya.
·
Reliabilitas
atau dapat dipercaya mempunyai arti bahwa biarpun indikator digunakan oleh
orang yang berlainan, pada waktu yang berlainan, hasilnya akan tetap sama.
·
Kepekaan atau sensitif
berarti bahwa indikator tersebut harus peka terhadap setiap perubahan mengenai
keadaan atau fenomena yang dimaksud. Akan tetapi suatu indikator dapat juga sensitif terhadap lebih
dari satu keadaan atau fenomena.
·
Kekhususan atau
spesifisitas berarti bahwa indikator tersebut dapat menunjukan
perubahan-perubahan hanya mengenai keadaan atau fenomena yang dikhususkan
baginya.
Macam Indikator
kesehatan :
1. Indikator yang berkaitan dengan status kesehatan yang
berhubungan dengan kualitas hidup dan itu berarti mengukur pelayanan kesehatan.
Sebagai indikator survival yang utama untuk mengukur sistem kesehatan
masyarakat seperti ditetapkan WHO 1981 ; Untuk mencapau health for all by year
2000, adalah angka kematian bayi maximum
50 per 1000 bayi lahir hidup dan angka harapan hidup waktu lahir minimal adalah
60 tahun atau lebih. Indikator survival selain itu adalah indikator kualitas
hidup, disini tentu saja tidak hanya indikator kesehatan namun juga indikator
kesehatan lainnya berupa indikator pertumbuhan badan, idnikator status gizi,
dan yang spesifik adalah angka kesakitan dan kematian bayi dan anak.
2. Indikator non kesehatan yang berhubungan dengan
kualitas hidup seperti : indikator sosial ekonomi, pendidikan, budaya,
lingkungan hidup dan perumahan, status kesehatan wanita. Kulaitas hidup
bersifat multi sektoral dan menjadi masalah serta diselesaikan secara multi
sektoral. Dengan demikian evaluasi, juga multisektoral.
Contoh indikator program kesehatan :
1.
indikator
kebijakan kesehatan :
a.
komitmen politis
pada tingkat tinggi terhadap kesehatan bagi semua.
b.
Alokasi sumber
daya yang cukup untuk layaan kesehatan dasar.
c.
Tingkat
keterlibatan masyarakat dalam mencapai kesehatan bagi semua
d.
Penyusunan
stautu kerangka organisasi dan manajerial yang sesuai dengan strategi nasional
untuk kesehatan bagi semua.
e.
Manifestasi
praktis dari komitmen politik internasional untuk kesehatan bagi semua.
2.
Indikator status
kesehatan
a.
Prosentase bayi-bayi
yang di lahirkan dengan berat badan pada waktu lahir paling sedikit 2500 g.
b.
Prosentase anak
yang berat badannya menurut umur dengan norma-norma tertentu.
c.
Indikator-indikator
perkembangan psikososial anak-anak.
d.
Angka kematian
bayi.
e.
Angka kematian anak.
f.
Angka kematian
anak di bawah umur 5 tahun.
g.
Harapan hidup
pada umur tertentu.
h.
Angka kematian
ibu.
i.
Angka kematian
menurut jenis penyakit.
3.
Indikator sistem
manajemen kesehatan
Indikator input atau indikator masukan seperti tersedianya sumber daya
tenaga kesehatan, tersedianya anggaran kesehatan, perlengkapan, obat-obatan
yang diperlukan, dan tersedianya metode pengobatan, pemberantasan penyakit,
standart opening procedure klinis dan sebagainya.
Indikator proses diapndang dari sudut manajemen yang diperlukan adalah
pelaksanaan dari pada fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan perantauan, pengendalian dan penilaian. Secara
khusus dalam proses pelayanan kesehatan berkaitan dengan upaya peningkatan mutu
asuhan kesehatan quality assurance yaitu menjaga mutu, kepatuhan terhadap
standar operasional pelayanan medis (SOP).
Indikator output (hasil program) merupakan
ukuran-ukuran khusus bagi outup program seperti jumlah puskesmas yang berhasil
dibangun, jumlah kader gizi yang terlatih, jumlah anak yang diimuniasasi,
jumlah MCK yang dibangun, panjang pipa air yang berhasi dipasang san
sebagainya. Jumlah orang yang diobati atau kunjungan yang mendapat pelayanan
kesehatan.
Indikator outcomes (dampak jangka
pendek) adalah ukuran-ukuran dari berbagai dampak program seperti meningkatnya
derajak kesehatan anak balita, menurunnya angka kesakitan.
Indikator impact (dampak jangka
panjang) seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu, meningkatnya status
gizi anak dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut sering kali tidak dibedakan
antara dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.
DAFTAR
PUSTAKA
Notoadmodjo Soekidjo. 2006. Evaluasi Program Kesehatan. diakses dari
http://www.geocities.ws/klinikikm/manajemen-kesehatan/evaluasi-program.htm,
tanggal sitasi 9/12/2012
Supriyanto
S dan Nyoman Anita D. 2007. Perencanaan
dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga Universitiy Press.
Wiijono
Djoko, 2007, Evaluasi Program Kesehatan
dan Rumah Sakit, Surabaya, Duta Prima Airlangga.
Mantap !
BalasHapusmakasih kak!
BalasHapus:-b
BalasHapus